Hadiri Natal Bersama, Bupati Lebak: Kita Selalu Bergandengan Tangan

Lebak – Bupati Lebak Hj Iti Octavia Jaya Baya menghadiri perayaan ibadah Natal bersama di Gereja Pasundan, Rangkasbitung. Bupati Lebak Iti mengatakan seluruh elemen di Lebak bergandengan tangan dalam menghadapi situasi apapun.

Turut hadir Ketua DPRD Lebak Muhammad Agil Zulfikar, perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lebak dan seluruh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lebak. Ibadah bersama dimulai pukul 20.00 WIB. Umat kristiani terpantau menjalankan ibadah dengan khidmat.

“Kabupaten Lebak ini adalah kabupaten inklusif, terbuka dan toleran. Ini yang kita rasakan bersama-sama dengan adanya gereja-gereja di Kabupaten Lebak dan kita selalu bergandengan tangan dalam menghadapi apapun. Apalagi untuk kemajuan pembangunan di Kabupaten Lebak,” kata Bupati Lebak Iti Octavia Jaya Baya dalam sambutannya, Selasa (27/12/2022) malam.

Iti menjelaskan umat kristiani di Lebak selalu berada di depan ketika Lebak dilanda bencana. Hal ini satu bentuk hubungan erat antar umat beragama di Lebak.

“Semoga Tuhan membalas seluruh kebaikan jemaat, tadi sudah disampaikan memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang mengalami bencana. Umat kristiani baik itu BKSAG maupun Vihara selalu berada di garda terdepan untuk membantu kemanusiaan di Lebak. Tentunya kita memang bukan saudara dalam iman tetapi kita saudara dalam kemanusiaan. Agamamu agamamu, agamaku agamaku. Ini lah bentuk toleransi kita saling menghargai satu sama lain,” tuturnya.

Iti mengaku hanya mengambil hikmah dari isu yang beredar tentang dirinya yang dianggap intoleran. Menurutnya, seluruh masyarakat Indonesia jadi mengenal Lebak.

“Isu tentang Iti jadi semakin seksi, kalau saya mengambil hikmah positif saja. Selama ini orang hanya mengenal Rangkasbitung tidak mengenal Lebak, dengan trending topik Bupati Lebak, orang semakin penasaran dan mengunjungi Lebak,” jelasnya.

Iti mengklaim dirinya bisa hidup berdampingan dengan umat berbagai agama di Lebak. Isu yang sempat beredar pun tidak menghalanginya untuk tetap hadir pada perayaan Natal bersama.

“Saya tidak pernah ada apa-apa, saya damai-damai saja, kami hidup berdampingan satu sama lain. Nanti klarifikasi dikutip beda lagi, judulnya apa, isinya apa, sudah biarin aja. Toh saya memang mau hadir jauh sebelum kejadian itu saya bilang jadwalkan ke protokol,” tambahnya.

“Dengan isu itu tidak menyurutkan saya untuk silaturahmi kepada umat Kristiani,” sambungnya.

Di lokasi yang sama, Ketua Panitia Ibadah Natal Bersama, PH Simanjuntak mengatakan, ibadah bersama ini dihadiri oleh gabungan umat dari empat gereja di Lebak. Ada Gereja Pasundan Indonesia, Gereja Bethel, Gereja Santa Maria Tak Bernoda, dan Gereja Pantaikosta.

“Dari empat gereja ditambah umat kristiani dari Maja. Kurang lebih 800 umat hadir,” kata Simanjuntak.

Ini merupakan ibadah Natal bersama setelah dua tahun pandemi COVID-19. Sebelum COVID-19, ibadah natal bersama dilakukan di Gedung Juang.

“Iya karena di sana masih proses renovasi. Kita melaksanakan ibadah bersama ini mengambil yang dekat dengan Kota, yang terdekat ya di Aula Gereja Pasundan. Dua tahun lalu kan online,” ujarnya.

“Tahun ini temanya saling kasih, menuju jalan yang lain. Jalan yang lain itu kemarin COVID, puji Tuhan, COVID sudah menurun,” pungkasnya.

(Wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *